6 Variasi Kegiatan 15 Menit Membaca Setelah Masuk Kelas
Sudahkah Bapak Ibu menerapkan kegiatan 15 menit membaca di kelas? Jika belum, maka inilah saatnya untuk memulai, meskipun sebenarnya sudah terlambat, hehe. Tapi jika, sudah, bagaimana pelaksanaannya? Apakah sudah berjalan efektif?
Program 15 menit membaca merupakan salah satu cara untuk menggalakkan literasi di lingkungan sekolah, khususnya bagi siswa. Caranyapun sangat mudah, cukup mengambil waktu selama 15 menit di awal masuk kelas, untuk mengajak siswa membaca buku-buku di luar pelajaran.
Namun meski terlihat simpel, prakteknya banyak yang tidak bisa konsisten menerapkan program ini. Salah satu kendala yang dihadapi adalah siswa bosan dengan kegiatan ini. Apalagi setiap pagi selalu menggunakan cara yang sama tanpa ada variasi.
Nah, bagaimana caranya agar kegiatan ini selalu terlihat menarik di mata siswa? Tentu jawabannya adalah guru harus melakukan beberapa variasi, sehingga kegiatannya tidak selalu sama setiap harinya.
Berikut ini 6 variasi kegiatan 15 menit membaca yang bisa anda lakukan:
1. Membacakan nyaring (read aloud)
Guru yang membacakan buku dengan nyaring kepada siswa akan menjadi teladan membaca yang baik. Keteladanan guru adalah kunci penting tumbuhnya budaya literasi di sekolah.
Dengan menyimak buku yang dibacakan nyaring oleh guru, rentang perhatian siswa meningkat dan konsentrasi belajar mereka pun menjadi lebih baik. Kegiatan guru membacakan nyaring kepada siswa meningkatkan kedekatan hubungan guru dan siswa.
Sebelum kegiatan 15 menit membaca, guru dapat mempelajari buku yang akan dibacakan untuk mempelajari konten cerita dan merencanakan irama dan intonasi suara. Selama membacakan buku, guru perlu tetap berinteraksi dengan siswa dan menanggapi respon mereka.
Setelah membacakan buku, guru dapat memberikan pertanyaan untuk mengeksplorasi tanggapan siswa terhadap buku, mendiskusikan kata-kata sulit, atau mendiskusikan isi buku tersebut.
2. Membaca mandiri atau membaca dalam hati
Kegiatan membaca mandiri yang dilakukan setiap hari dapat mengembangkan kekayaan kosakata siswa, mengenalkan siswa kepada ragam struktur bahasa, dan mengembangkan kemampuan berpikir siswa
Pada kegiatan 15 menit membaca, siswa membaca buku yang mereka sukai. Selama siswa membaca, penting bagi guru untuk ikut membaca bersama siswa. Setelah membaca, siswa dapat menuliskan nama penulis, judul buku, nomor halaman (apabila membaca beberapa halaman buku), juga komentar singkat mereka pada jurnal harian.
Setiap guru sebaiknya juga memiliki jurnal membaca harian. Guru dapat meminta beberapa siswa untuk menceritakan buku (atau penggalan buku) yang dibacanya. Guru pun dapat berdiskusi untuk meningkatkan kemampuan berpikir reflektif, analisis, dan kritis.
3. Membaca bersama
Siswa dapat membaca sebuah buku bersama-sama atau membaca buku yang sama bergantian. Kegiatan ini dapat menjadi alternatif solusi keterbatasan ketersediaan buku di sekolah. Buku digital yang diproyeksikan dengan proyektor juga dapat menjadi media kegiatan membaca bersama.
Pada saat membaca bersama-sama, guru dapat memodelkan membaca dengan artikulasi pengucapan, irama, dan intonasi yang benar. Setelah membaca bersama, guru dapat mendiskusikan isi buku atau kata-kata sulit dengan siswa.
4. Mendongengkan cerita rakyat
Cerita rakyat adalah kekayaan budaya yang sarat nilai moral. Guru atau siswa dapat mendongengkannya ke seluruh kelas pada kegiatan 15 menit membaca. Kegiatan mendongeng dapat diikuti dengan diskusi tentang cerita rakyat tersebut. Tentunya guru perlu memastikan bahwa cerita rakyat yang dipilih untuk didongengkan sesuai dengan jenjang usia siswa.
5. Menyanyikan lagu-lagu perjuangan atau nasional dan mendiskusikan makna, sejarah penciptaan, atau kisah yang terkandung di dalamnya.
Agar lebih bervariasi, guru juga bisa mengisi 15 menit pertama ini dengan menyanyikan lagu wajib atau perjuangan daerah. Lalu siswa diajak mendiskusikan isi lagu tersebut, mulai dari sejarah, makna atau kesesuaiannya dengan konteks siswa saat ini.
6. Guru atau siswa menceritakan pengalaman kesehariannya untuk menyampaikan nilai moral.
Pengalaman adalah guru terbaik. Baik guru maupun siswa tentu punya cerita di luar sekolah yang menarik untuk dibagikan. Disini siswa bisa mengambil nilai positif dari pengalaman temannya.
(Artikel ini dikembangkan dari buku berjudul Seri Manual GLS : Variasi Kegiatan 15 Menit Membaca Di Sekolah)